:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3621508/original/098941900_1635923372-BRI_Liga_1_-_Arema_FC_Vs_Persebaya_Surabaya.jpg)
Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB), Ferry Paulus, memberikan angin segar terkait potensi penggunaan Stadion Kanjuruhan oleh Arema FC dalam lanjutan BRI Liga 1 2024/2025, khususnya saat menghadapi Persebaya Surabaya. Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers di Kantor PT LIB, Jakarta Pusat, pada Rabu, 9 April 2025.
Ferry menjelaskan bahwa proses serah terima Stadion Kanjuruhan dari Kementerian Pekerjaan Umum (Kemenpu) kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang telah rampung sejak 8 Maret 2025. Hal ini membuka peluang bagi Arema FC untuk kembali menggunakan stadion tersebut.
Stadion Kanjuruhan sendiri telah mengalami renovasi besar-besaran setelah tragedi yang terjadi pada 1 Oktober 2023, saat pertandingan Arema FC melawan Persebaya. Renovasi ini dilakukan oleh pemerintah melalui Kemenpu.
Kembalinya Arema FC ke Kanjuruhan, yang ditandai dengan latihan perdana tim di stadion yang telah direnovasi pada akhir Maret 2025, disambut positif. Bek Arema, Thales Lira, bahkan merasakan pengalaman latihan perdana di stadion tersebut setelah renovasi.
Ferry Paulus juga menyinggung perubahan kapasitas Stadion Kanjuruhan setelah renovasi. Kalau dulu kapasitas Kanjuruhan itu 48 ribu, kalau sekarang 23,8 ribu kalau tidak salah, ungkapnya.
Meski demikian, untuk pertandingan pekan ke-30 BRI Liga 1 melawan Persebaya pada 28 April 2025, situs LIB masih mencantumkan Stadion Gelora Soeprijadi, Blitar, sebagai lokasi pertandingan.
Ferry menambahkan bahwa stadion dengan kapasitas yang lebih kecil justru dapat meningkatkan antusiasme suporter. Bisa dibilang akan meningkatkan great dari suporternya. Stadion lebih sedikit tapi peminatnya akan lebih banyak. Jadi tentunya suporter akan lebih nyaman dengan kondisinya, ujarnya.
Lebih lanjut, Ferry menegaskan bahwa proses serah terima stadion telah selesai secara administratif. Yang pasti serah terima sudah, dokumentasi juga telah selesai, mungkin seremonial barangkali, pungkasnya.
Tragedi Kanjuruhan menjadi pembelajaran penting bagi semua pihak. Diharapkan, dengan stadion yang lebih baik dan pengelolaan yang lebih profesional, kejadian serupa tidak akan terulang kembali.